Produser Ini "Berkeringat" Garap '99 Cahaya di Langit Eropa'
Ody merogoh kocek sampai Rp10 M untung film tersebut.
Rabu, 23 Oktober 2013, 12:15 WIB
VIVAlife - Melakukan pengambilan gambar di luar negeri untuk produksi sebuah film memang tidak mudah. Para kru film termasuk produser harus menyiapkan secara detail perizinan yang mereka perlukan.
Dalam film "99 Cahaya di Langit Eropa", banyak menggunakan lokasi bersejarah di sekitar Prancis, Austria, Wina, dan Turki. Sang produser, Ody Mulya, mengakui bahwa mereka memang susah mendapatkan izin untuk syuting, terutama ketika berada di Paris.
Akhirnya, mereka pun mengakali beberapa pengambilan gambar dalam film yang bercerita tentang Islam di benua Eropa itu dengan direct on the spot.
Dalam film "99 Cahaya di Langit Eropa", banyak menggunakan lokasi bersejarah di sekitar Prancis, Austria, Wina, dan Turki. Sang produser, Ody Mulya, mengakui bahwa mereka memang susah mendapatkan izin untuk syuting, terutama ketika berada di Paris.
Akhirnya, mereka pun mengakali beberapa pengambilan gambar dalam film yang bercerita tentang Islam di benua Eropa itu dengan direct on the spot.
"Memang, kendala dari awal itu soal perizinan, itu nomor satu. Ternyata, izin itu tidak mudah, konon ada beberapa syuting di sana yang tidak sukses," tutur produser Maxima Pictures itu saat ditemui di kawasan Depok, Jawa Barat.
"Sebenarnya, kedutaan di sana bisa membantu, tapi tetap susah, ya mau gimana. Akhirnya kami menggunakan guide, ternyata lebih nyaman dengan direct on the spot," kata dia.
Selama satu bulan lebih, syuting dilakukan dengan jadwal yang ketat. Kendala seperti cuaca yang dingin juga sempat menghalangi berjalannya syuting film yang diambil dari kisah nyata penulis Hanum Rais itu.
"Cuaca juga, kita ke Austria lagi musim dingin, temen-temen keluar pagi itu masih gelap. Ada matahari tapi dingin, Paris juga sama. Terutama, Museum Louvre, nggak semua bisa masuk. Kita jelaskan, ini bukan film Hollywood, ini lokal di Indonesia saja, akhirnya bisa juga," jelas Ody.
Ody melanjutkan, dirinya optimistis dengan kesuksesan film yang dibintangi Acha Septriasa, Abimana, Raline Shah, Marisa Nasution, Dewi Sandra, dan Fatin Sidqia ini.
Selama satu bulan lebih, syuting dilakukan dengan jadwal yang ketat. Kendala seperti cuaca yang dingin juga sempat menghalangi berjalannya syuting film yang diambil dari kisah nyata penulis Hanum Rais itu.
"Cuaca juga, kita ke Austria lagi musim dingin, temen-temen keluar pagi itu masih gelap. Ada matahari tapi dingin, Paris juga sama. Terutama, Museum Louvre, nggak semua bisa masuk. Kita jelaskan, ini bukan film Hollywood, ini lokal di Indonesia saja, akhirnya bisa juga," jelas Ody.
Ody melanjutkan, dirinya optimistis dengan kesuksesan film yang dibintangi Acha Septriasa, Abimana, Raline Shah, Marisa Nasution, Dewi Sandra, dan Fatin Sidqia ini.
Dengan biaya produksi mencapai Rp10 miliar, Ody tidak hanya menargetkan remaja yang berhijab saja, namun juga muslim yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Bagi Maxima, kita memegang itu bukan pasar regular, ini pasar berhijab orang mau nonton. Berapa juta sih yang berhijab akan datang, tetapi kita juga bikin yang tidak berhijab mau datang," ungkapnya
"Bagi Maxima, kita memegang itu bukan pasar regular, ini pasar berhijab orang mau nonton. Berapa juta sih yang berhijab akan datang, tetapi kita juga bikin yang tidak berhijab mau datang," ungkapnya
0 komentar:
Posting Komentar