Rabu, 30 Oktober 2013

SASTRA MELAYU KLASIK

Sastra Melayu Lama (Klasik)
Tugas : Bahasa Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0Uzkid_x4DFIL59jTRDtgVLJx7OS4a0xT2BagjqQ2w-TUwGfC6dmGnMAUO6QVTUgWEG9SPF4kg8eO_sBPq-DcG7qoCzb-q4SN6IBRiMzMh79o0WKDhOt6ry_N4lCPlWmaH2d_0ynLUZSP/s1600/logo-depag1.gif





Pembina :
Hj. Rohmiati


Oleh :
Fajar Faadhilah







Madrasah Aliyah Negeri 1 (MODEL)
Bandar Lampung
2010-2012


Sastra Melayu Klasik
Mengidentifikasi Karaktristik dan struktur Unsur Intrinsik Sastra Melayu Klasik
Karya sastra Melayu Klasik atau karya sastra Indonesia lama/kuno adalah karya sastra yang berkembang pada zaman masyarakat tradisional yang hidup dan berkembang secara turun-temurun. Dalam periodisasi sastra Indonesia, karya sastra Melayu Klasik termasuk karya sastra yang dihasilkan oleh para sastrawan periode abad ke-18 hingga paruh pertama abad ke-19. Namun, sebenarnya, tidak ada ukuran pasti mengenai tahun lahir dan berkembangnya. Pada umumnya, karya-karya sastra Melayu Klasik disampaikan dari mulut ke mulut dengan bahasa lisan dalam bentuk “tembang” atau lagu.

Mengidentifikasi Karakteristik Karya Sastra Melayu Klasik
Bentuk: puisi terikat: Pantun, syair, mantra, bidal, seloka, gurindam
1.        Prosa: dongeng, tambo, hikayat, cerita panji, kaba, legenda
2.      Bahasa: arab Melayu, Melayu tradisional, daerah
3.      Tema: kaku, istanasentris, adat istiadat, mistis
4.      Dipengaruhi: Kehidupan tradisi, kesetiaan terhadap adat istiadat, kebudayaan daerah, sastra Hindu dan Islam
5.      Sifat masyarakat: statis, perubahan sangat lambat
6.      Sifat kaya sastra: statis, baik bentuk maupun temanya
7.      Sifat isi: khayal atau fantasi
8.      Pengarang: anonym, tak dikenal
9.      Penyajian: lisan dan tertulis, tetapi sebagian besar secara lisan
10.  Gaya: menggunakan bahasa klise
11.  Isi/amanat/pesan: pendidikan, pelipur lara, kepahlawannan, mite, legenda
12.  Tokoh: manusia, tumbuhan, binatang

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Kaya Sastra Melayu Klasik
Setiap karya sastra dibangun oleh dua unsur utama, yaitu unsur intrinsic dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsic adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Unsur intrinsic prosa adalah sebagi berikut:
1.      Tema: Masalah yang dibahas
2.      Amanant: pesan moral yang ingin disampaikan penulis
3.      Alur: rangkaian peristiwa yang membentuk jalan cerita.
Berdasarkan waktu, alur dapat dibagi menjadi:
a.       Alur maju: kejadian sekarang ke masa depan
b.      Alur mundur: kejadian dulu ke masa sekarang
c.       Alur campuran: gabungan alur maju dan mundur
4.      Latar: latar tempat, suasana, waktu terjadinya peristiwa
5.      Sudut pandang: cara penulis untuk menyampaikan cerita dengan menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga.
6.      Penokohan: penetapan TU dan TT serta penampilan wataknya.
7.      Gaya bahasa: pilihan kata dan struktur kalimat yang digunakan pengarang

Puisi

      Secara garis besar, puisi Indonesia digolongakan menjadi 2 Kelompok, yaitu puisi lama dan puisi modern. Pengertian lama dan modern ini bukan sekedar menunjukan pada perbedaan waktu puisi ini lahir, melaikan lebih pada ciri-ciri yang berlainan. Puisi lama banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam yang berkiblat pada sastra Arab dan sastra Hindu, sedangkan puisi modern merupakan hasil persentuhan dengan budaya Eropa. 
      Salah satu ciri puisi lama adalah bentuknya sangat terikat pada sejumlah aturan. Sebagai contoh, jumlah baris dalam bait dan jumlah kata dalam satu baris puisi tidak boleh dibuat sesuka hati penulis. Penulis harus mengikuti ketentuan tak tertulis, tetapi seakan-akan sudah dibakukan. Selain itu, puisi juga harus membentuk irama tertentu. Penulis harus mengikuti pola-pola rima atau persajakan sehingga irama yang dihasilkan tidak menyimpang. Kedudukan aspek bentuk yang diwujudkan melalui bait, baris, kata, rima itu sangat sehingga terkadang makna atau isi puisi dikesampingkan. Banyak puisi lama yang hanya berupa rangakaian kata-kata berima dan tidak mengangdung makna. 
       Saat ini, ada 2 jenis puisi lama yang masih sangat populer dalam masyarakat, yaitu pantun dan syair. Meski sudah jarang dibuat secara sungguh-sungguh, dalam kesempatan-kesempatan tertentu, kedua puisi lama itu masih digunakan untuk berbagai keperluan.
       Berikut ini adalah contoh puisi lama tersebut: 
Abdul Muluk
        Berhentilah kisah raja Hindustan, 

        Tersebutlah pula suatu perkataan,
       Abdul Hamid Syah paduka sultan, 
          Duduklah baginda bersuka-sukaan.
Abdul Muluk putera baginda, 
     Besarlah sudah bangsawan muda, 
   Cantik menjelis' usulnya syahda,
Tiga belas tahun umurnya ada. 

Parasnya elok amat sempurna, 
Petah menjelis bijak laksana, 
Memberi hati bimbang-gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina.

Akan Rahmah puteri bangsawan, 
Parasnya elok sukar dilawan,
Sedap manis barang kelakuan,
Sepuluh tahun umurnya tuan. 







A.          PROSA LAMA
B.            
  1. Dongeng
Dongeng adalah prosa cerita yang isinya hanya khayalan saja, hanya ada dalam fantasi pengarang.
Dongeng dibedakan menjadi
1.      Fabel, yaitu dongeng tentang kehidupan binatang. Dongeng tentang kehidupan binatang ini dimaksudkan agar menjadi teladan bagi kehidupan manusia pada umumnya. (Menurut Dick hartoko dan B. Rahmanto, yang dimaksud fabel adalah cerita singkat, sering dalam bentuk sanjak, yang bersifat didaktis bertepatan dengan contoh yang kongkret. Tumbuh-tumbuhan dan hewan ditampilkan sebagai makhluk yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara sebagai manusia. Diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengandung ajaran moral).
2.      Farabel, yaitu dongeng tentang binatang atau benda-benda lain yang mengandung nilai pendidikan. Binatang atau benda tersebut merupakan perumpamaan atau lambang saja. Peristiwa ceritanya merupakan kiasan tentang pelajaran kesusilaan dan keagamaan.
3.      Legende, yaitu dongeng yang dihubungkan dengan keajaiban alam, terjadinya suatu tempat, dan setengah mengandung unsur sejarah.
4.      Mythe, yiatu dongeng yang berhubungan dengan cerita jin, peri, roh halus, dewa, dan hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan animisme.
5.      Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah meskipun tidak seluruhnya berdasarkan sejarah. (Menurut Dick Hartoko dan B. Rahmanto, kata sage berasal dari kata jerman “was gesagt wird” yang berarti apa yang diucapkan, cerita-cerita alisan yang intinya historis, terjadi di suatu tempat tertentu dan pada zaman tertentu. Ada yang menceritakan tentang roh-roh halus, mengenai ahli-ahli sishir, mengenai setan-setan atau mengenai tokoh-tokoh historis. Selalu ada ketegangan antara dunia manusia dan dunia gaib. Manusia selalu kalah. Nada dasarnya tragis, lain daripada dongeng yang biasanya optimis)

  1. Hikayat
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita. Hikayat adalah cerita yang panjang yang sebagian isinya mungkin terjadi sungguh-sungguh, tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal, penuh keajaiban. (Dick hartoko dan B. Rahmanto memberikan definisi hikayat sebagai jenis prosa cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan muzizat tokoh utamanya, kadang mirip cerita sejarah atau berbentu riwayat hidup.

  1. Tambo
Tambo adalah cerita sejarah, yaitu cerita tentang kejadian atau asal-usul keturunan raja.

  1. Wira Carita (Cerita Kepahlawanan)
Wira carita adalah cerita yang pelaku utamanya adalah seorang kesatria yang gagah berani, pandai berperang, dan selalu memperoleh kemenangan.





CONTOH PROSA
Cinta Sejati Seorang Ibu
Wanita itu sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita yang masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang disekitarnya. Maklumlah, ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa bin Amru, demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab. Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr :“Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada Sakhr, malang. Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang dii ufuk barat Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku.”
Setelah Khansa memeluk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakan untuk menyemarakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya diajar ilmu bersyair dna dididik berjuang dengan berani. Kemudian puteranya itu telah diserahkan untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam. Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cabaran.Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah seramai 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat-empat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuan tentera Islam.
Dengarlah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang sebentar lagi akan ke medan perang, “Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan sukarela pula. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara-maramu, aku tidak pernah merendahkan keturuna kamu, dan aku tidak pernah mengubah perhubungan kamu. Kamu telah tahu pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahwasaya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa.”Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imran yang bermaksud, “Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga menjadi orang yang beruntung.” Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bonda yang disayanginya.
Seterusnya Khansa berkata, “Jika kalian bangun esok pagi, insya Allah dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan dari Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang bergejolak, masuklah akmu ke dalamnya. Dan dapatkanlah puncanya ketika terjadi perlagaan pertempurannya, semoga kamu akan berjaya mendapat balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal.”Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sembahyang masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah iaitu solat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah memberikan mereka kemenangan atau syurga. Kemudian Saad bin Abu Waqas panglima besar Islam telah memberikan arahan agar bersiap-sedia sebaik saja semboyan perang berbunyi. Perang satu lawan satu pun bermula dua hari. Pada hari ketiga bermulalah pertempuran besar-besaran. 41,000 orang tentera Islam melawan tentera Farsi yang berjumlah 200,000 orang. Pasukan Islam mendapat tentangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah .Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki syurga. Berkat dorongan dan nasihat dari bondanya, mereka tidak sedikit pun berasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedang, salah seorang dari mereka bersyair,
“Hai saudara-saudaraku! Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat. Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah. Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi.”
Kemudian ia maju menetak setiap musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju dan menentang setiap musuh yang mencabar. Dengan semangat yang berapi-api ia bersyair,“Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu tua kami Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur mush-musuh bersama-sama Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah.”
Anak Khansa yang ketiga pula segera melompat dengan beraninya dan bersyair,
“Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas tidak goncang Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cekap dan berakal cemerlang Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri Dapatkan kemenangan yang bakal membawakegembiraan di dalam hati Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi.”Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya ia pun bersyair,
“Bukanlah aku putera Khansa’, bukanlah aku anak jantan Dan bukanlah pula kerana ‘Amru yang pujiannya sudah lama terkenal Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terjunam ke jurang bahay, dan musnah mangsa oleh senjataku.”
Bergelutlah keempat-empat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga diiringi oleh doa munajat bondanya yang berada di garis belakang. Pertempuran terus hebat. Tentera Islam pada mulanya kebingungan dan kacau kerana pada mulanya tentera Farsi menggunakan tentera bergajah di barisan hadapan, sementara tentera berjalan kaki berlindung di belakang binatang tahan lasak itu. Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah itu dengan memanah mata dan bahagian-bahagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, memijak-mijak tentera Farsi yang lannya. Kesempatan ini digunakan oleh pihak Islam untuk memusnahkan mereka. Panglima perang bermahkota Farsi dapat dipenggal kepalanya, akhirnya mereka lari lintang-pukang menyeberangi sungai dan dipanah oleh pasukan Islam hingga air sungai menjadi merah. Pasukan Farsi kalah teruk, dari 200,000 tenteranya hanya sebahagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri.Umat Islam lega. Kini mereka mengumpul dan mengira tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah lebih kurang 7,000 orang. Dan daripada 7,000 orang syuhada itu terbujur empat orang adik-beradik Khansa. Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa memberitahukan bahwa keempat-empat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan,“Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengahrapkan darii Tuhanku, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!”

Al-Khansa kembali semula ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup dengan meninggalkan mayat-mayat puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperanan itu pula wanita penyair ini mendapat gelaran kehormatan ‘Ummu syuhada yang ertinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid.”

0 komentar:

Posting Komentar